Merajut Kebersamaan Lewat Hasupa Hasundau: Gubernur Kalteng Perkuat Sinergi dengan Para Damang
Monitorkreatif.id
Palangka Raya, 24 Mei 2025 — Di balik secangkir kopi pagi dan hidangan khas Dayak, Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran merangkul erat para Damang, pemimpin adat dari seluruh penjuru provinsi, dalam pertemuan adat bertajuk Hasupa Hasundau di Istana Isen Mulang, Sabtu (24/05). Namun lebih dari sekadar seremoni adat, pertemuan ini menyimpan pesan strategis tentang arah pembangunan dan pelestarian budaya Dayak di era modern.
Dipandu oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah sekaligus Kepala Bapperida Kalteng, Leonard S. Ampung, forum ini menjadi ajang dialog dua arah antara pemerintah provinsi dan masyarakat adat. Dalam sambutannya, Leonard menegaskan pentingnya membangun sinergi antarorganisasi adat yang selama ini kerap berjalan sendiri-sendiri.
“Organisasi masyarakat adat tidak boleh lagi terkotak-kotak atau saling bersaing. Kita harus bersatu demi kemajuan bersama,” tegas Leonard di hadapan puluhan Damang.
Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika internal komunitas adat Dayak menunjukkan gejala fragmentasi yang dikhawatirkan dapat menghambat agenda pembangunan berbasis kearifan lokal. Lewat Hasupa Hasundau, Gubernur ingin memastikan bahwa suara-suara adat didengar dan diakomodasi dalam kebijakan publik.
Hasupa Hasundau—yang secara harfiah berarti ‘berkumpul dan bersatu’—menggambarkan semangat kolektif dalam menyelesaikan persoalan bersama. Tradisi ini kini diaktualisasikan sebagai medium komunikasi strategis antara elite pemerintahan dan tokoh adat dalam memperkuat identitas budaya Dayak sekaligus membingkai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Para Damang dari kabupaten/kota hadir membawa aspirasi lokal yang beragam—mulai dari perlindungan hutan adat, pengakuan wilayah hukum adat, hingga penguatan peran generasi muda Dayak dalam pendidikan dan pemerintahan. Aspirasi-aspirasi itu diterima langsung oleh Gubernur dan jajaran kepala OPD yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Gubernur Agustiar Sabran dalam sesi diskusi menekankan bahwa pembangunan Kalteng tak bisa dilepaskan dari akar budaya Dayak yang selama ini menjadi fondasi kebersamaan masyarakat. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk menindaklanjuti setiap masukan yang muncul, bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai adat, tetapi juga sebagai strategi membangun daerah yang berkeadilan.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Ketua Harian Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng, Ketua Dewan Adat Dayak kabupaten/kota, Koordinator Forum Damang, serta seluruh Damang Kepala Adat. Kebersamaan mereka mencerminkan kekuatan sosial yang bisa menjadi modal besar bagi pembangunan.
Di tengah arus modernisasi dan tantangan global, Hasupa Hasundau menjadi pengingat bahwa kearifan lokal bukanlah beban masa lalu, melainkan peta jalan menuju masa depan Kalimantan Tengah yang berakar, berdaulat, dan bermartabat. (Red)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan